Berbicara tentang lingkungan, tentu saat ini banyak sudah keganjalan-keganjalan serta fenomena-fenomena alam yang semakin menunjukkan kepada kita, bahwa keadaan alam kini sedang dalam bahaya. Yang paling ramai diperbincangkan, contohnya seperti ‘Global Warming’ atau pemanasan global. Efek dari global warming yang sangat kita rasakan di alam ini, semakin memperjelas kenyataan itu, bahwa kondisi alam kian memburuk dan semakin mengkhawatirkan saja.
Dan sudah seharusnya kita sebagai umat islam, mengemban amanah untuk melestarikan alam ini, karena Allah swt sendiri sudah secara langsung memberikan tugas ini kepada manusia, yaitu tugas sebagai khalifah di atas muka bumi, dengan salah satu tugas pentingnya, tentu saja, menjaga kelestarian alam itu sendiri.
Ajaran Islam dalam Konservasi Lingkungan
Lingkungan sebetulnya merupakan lahan ibadah, yang mana sangat perlu dijaga keutuhannya oleh umat manusia, khususnya umat islam. Bencana-bencana yang terjadi dewasa ini merupakan bukti kelalaian manusia dalam menjaga keletarian lingkungan.Lingkungan, yang dalam bahasa arabnya disebut ‘bi’ah’ merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari lingkungan kita. Dan islam, satu-satunya agama yang sempuran dan diterima di sisi Allah swt, yang mengatur segala aspek dalam kehidupan pun ikut mengatur dan memberikan rambu-rambu kepada manusia bagaiman ber’interaksi’ dengan baik terhadap lingkungan yang di dalamnya tidak hanya terdapat manusia, tapi juga ada berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan.
Lingkungan merupakan salah satu nikmat besar yang diberikan Allah swt kepada umat manusia.Allah swt menciptakan dunia ini dan seisinya adalah untuk manusia. Sebagaimana firmanNya dalam surat Al Hijr ayat 19-20:
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya.”
Contoh sederhananya, bisa kita lihat dari manfaat yang dbierikan pepohonan terhadap manusia. Dari pepohonan manusia bisa menghirup udara yang segar, karena ketika pagi sampai sore hari, pepohonan selalu mengeluarkan O2 atau oksigen segar yang bisa dihirup manusia. Belum lagi, buah-buahan yang dihasilkan pepohonan.Atau ada juga jenis pepohonan yang daunnya bisa dimanfaatkan juga untuk obat, seperti pohon minyak kayu putih. Selain itu, pepohonan juga membantu mencegah banjir dengan menyerap kelebihan air yang disebabkan oleh curah hujan yang deras, dan lain sebagainya.Itu hanya sebagian manfaat dari pepohonan yang tersebar di muka bumi ini, belum elemen-elemen lingkungan yang lain, yang memang diciptakan oleh Allah swt untuk kesejahteraan hidup manusia. Subhanallah...
Setelah mengetahui betapa besar nikmat Allah swt yang terdapat dalam lingkungan, maka sudah seharusnya umat manusia, khususnya umat Islam, mensyukuri nikmat tersebut dengan senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan.
Sebagaimana yang saya sebutkan di atas tadi, bahwa Islam turut memberi rambu dalam berinteraksi terhadap lingkungan, dalam Al Quran dan Sunnah nabi banyak disebutkan tentang bagaimana kita harus menjaga kelestarian lingkungan. Al Quran dan Sunnah nabi memberikan banyak cara untuk bagaimana kita mensyukuri nikmat Allah swt yang berupa lingkungan ini dengan menjaga kelestariannya.
Salah satu cara yang dipaparkan dalam al Quran adalah dengan tafakkur fii kholqillah atau dengan memikirkan semua ciptaan Allah swt. Tafakkur bukan suatu hal yang repot. Tafakkur dalam segala ciptaan Allah swt, khususnya lingkungan yang terbentang di depan mata kita, adalah sangat mudah. Contohnya saja, dengan memperhatikan keindahan langit dan keistimewaannya yang dapat berada jauh di atas sana tanpa ada tiang penyanggah. Allah swt berfirman dalam surat Qaaf ayat 6-8:
“Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara kami membangunnya dan menghiasinya, dan tidak terdapat retak-retak sedikitpun? Dan bumi yang Kami hamparkan dan Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan di atasnya tanaman-tanaman yang indah, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi setiap hamba yang kembali (tunduk kepada Allah).”
Selain ayat-ayat al Quran, nabi Muhammad saw juga langsung mengajarkan kepada umatnya tentang kasih sayang terhadap lingkungan dan senantiasa menjaga kelestariannya. Nabi Muhammad saw bersabda,“Barangsiapa di antara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil tanamannya yang dimakan akan menjadi sedekahnya.” (HR Muslim) Hadits ini menunjukkan kepada kita pentingnya melestarikan tanaman sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam hadits lain, nabi mengajarkan kepada umatnya akan pentingnya menjaga kehidupan hewan.Rasul bersabda, “Barang siapa yang membunuh burung kecil (burung pipit) untuk main-main, maka besok di hari qiamat nanti burung yang ia bunuh akan berkata kepada Allah swt, ‘Ya Allah, orang ini telah membunuhku untuk main-main dan tidak membunuhku untuk manfaat.’” (HR Nasai dan Ibnu Hibban)
Dari beberapa ayat dan hadits yang telah disebutkan di atas, jelas sudah bahwa islam benar-benar memperhatikan upaya penjagaan kelestarian lingkungan hidup dengan menjaga kehidupan tanaman dan hewan, juga dengan terus berpikir akan semua ciptaan Allah swt sehingga kita sadar, bahwa segala yang Dia ciptakan di alam jagad ini adalah tidak sia-sia semata, maka dari itu perlu kita olah dan manfaatkan dengan baik dan benar sesuai tuntunan syariah.
Eksistensi Manusia Sebagai Pusat Lingkungan Hidup
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa lingkungan itu merupakan sebuah system yang di dalamnya terdapat berbagai elemen, baik yang hidup maupun yang mati. Dan di dalamnya, juga terdapat manusia, yang mungkin pantas disebut sebagai pusat lingkungan itu sendiri. Istilah manusia sebagai pusat lingkungan datang dari tugas manusia itu sendiri sebagai kholifah di muka bumi ini.
Tugas manusia sebagai kholifah menuntut manusia untuk mengelola dan memanfaatkannya dengan baik dan benar supaya tidak tampak kerusakan-kerusakan dalam lingkungan sehingga kelestariannya tetap terjaga. Namun, tidak dipungkiri juga, bahwa manusia sendirilah yang membuat kerusakan di muka bumi ini. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 30:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi ini.’ Mereka berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memujiMu dan menyucikan namaMu?’ Dia berfirman, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’”
Makna kholifah dalam segi bahasa adalah bisa berarti pengganti atau wakil atau penguasa.Namun dalam ayat ini kholifah diartikan sebagai wakil Tuhan di muka bumi yang hanya berlaku jika manusia mampu melestarikan bumi itu sendiri. Dari makna tersebut bisa dilihat bahwa sesungguhnya bumi ini dititipkan kepada manusia untuk diolah dan diambil manfaatnya dengan baik dan benar, dan bukan berarti bumi ini diberikan kepada manusia untuk dimiliki secara penuh.
Dari ayat di atas, bisa dilihat bagaimana malaikat tidak percaya akan kemampuan manusia ketika Allah menyerahkan tugas kekholifahan-yang berwujudkan dengan menjaga dan mengelola bumi. Namun di akhir ayat, Allah menjawab keraguan itu dan seakan memberi tahu kepada malaikat bahwa sesungguhnya dalam diri manusia juga terdapat sisi positif yang bisa dikembangkan untuk mengemban tugas kekholifahan di muka bumiini.
Dan memang dua hal tersebut perlu sangat disadari oleh manusia, di mana pada suatu waktu dia bisa saja menjadi perusak lingkungan ini karena didorong oleh hawa nafsunya, namun di sisi lain, manusia bahkan ‘sangat mampu’ untuk benar-benar menjadi kholifah kepercayaan Allah swt di muka bumi ini.
Dan manusia, sebagai pusat dalam system lingkungan, sudah seharusnya lebih mengedepankan sisi positif yang diunggulkan oleh Allah swt. Dengan memberi sumbangsih penuh untuk mengelola dan menjaga kelestarian lingkungan ini.
Elemen Penting dalam Lingkungan dan Pencemarannya
Selain manusia, sebagai unsur hidup yang juga merupakan pusat dalam system lingkungan, ada juga usur atau elemen lain yang tidak kalah pentingnya. Elemen-elemen penting itu adalah: air, tanah, dan udara. Tiga elemen ini merupakan sumber daya vital dalam lingkungan, khususnya kehidupan manusia. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kebutuhan manusia akan tiga hal tersebut sangat tinggi melebihi kebutuhan manusia pada elemen-elemen lingkungan lainnya. Namun sayangnya, rasa butuh itu tidak dibarengi dengan rasa peduli, namun malah yang ada rasa lalai dan tidak peduli akan keberadaan dan kelestarian tiga elemen penting tersebut.
Udara, merupakan elemen penting yang dibutuhkan seluruh manusia. Manusia hidup dengan bernafas, dan bernafas adalah menghirup oksigen yang merupakan salah satu unsure dari udara. Jadi, jelas sudah pentingnya udara bagi kelangsungan hidup manusia. Udara yang merupakan salah satu dari nikmat Allah swt yang ‘gratis’ ini, bahkan juga sering dilalaikan oleh manusia dalam penjagaannya. Lihat saja contohnya saat ini orang dengan cueknya merokok di sembarang tempat. Padahal semua orang tahu bahaya besar dari merokok itu sendiri. Bahkan, perokok pasif, yang hanya menghirup asap rokok, lebih besar bahayanya dari perokok aktif. Tapi, orang-orang sekarang lebih mengedepankan ‘karakter perusak’ mereka-seperti yang saya paparkan di atas- dari pada kepedulian untuk tetap menjaga udara bersih dari polusi.
Belum lagi polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan-kendaraan bermotor yang sudah tidak layak lagi dipakai di jalanan. Asap-asap yang keluar dari knalpot yang bisa menyebabkan penyakit paru-paru kronis, menjadi pemandangan biasa di tanah air kita, khususnya di ruas jalan ibu kota. Bukankah udara adalah elemen terpenting yang perlu kita jaga kebersihannya? Mungkin udara tidak akan bisa punah, namun udara kotor malah akan memusnahkan manusia dengan penyakit-penyakit ganas yang menyerang.
Elemen yang kedua, air.Air juga merupakan kebutuhan hidup manusia. Dalam struktur tubuhnya, air merupakan bagian terbesar yang mengisi tubuh kita. Bisa dibayangkan bukan bagaimana kalau kita tidak mengisi tubuh kita dengan pasokan air yang cukup? Tapi tidak cukup dengan pasokan air yang pas, namun juga perlu diperhatikan bagaimana kesehatan atau kualitas air yang masuk ke tubuh kita. Kekurangan air bisa menyebabkan dehidrasi yang akan membuat manusia lemah dan akhirnya tidak bisa beraktifitas. Namun sayangnya lagi, manusia masih lalai dalam menjaga kebersihan dan kesehatan air. Lihat saja bagaimana laut-laut dan sungai-sungai yang tercemari di Indonesia.Limbah dari berbagai penjuru dengan mudahnya mengotori air yang sebenarnya adalah sumber kehidupan manusia juga.
Elemen penting berikutnya adalah tanah. Tanah merupakan tempat manusia berpijak.Selain itu juga, pentingnya tanah dapat dilihat bahwa di atas tanahlah tumbuh-tumbuhan yang kita ambil manfaatnya ditanam.Kita makan nasi dari padi yang tumbuh di atas tanah. Begitu juga dengan hasil-hasil tanaman lain yang pastinya tumbuh atau ditanam di atas tanah. Maka, keutuhan dan kualitas postur tanah sangat perlu dan penting untuk dijaga dan diperhatikan.Kelalaian manusia pada tanah bisa dilihat dengan semakin gampangnya manusia untuk buang sampah sembarangan.Mungkin mereka tidak menyadari bahwa dengan membuang sampah sembarangan tersebut bisa mengurangi kualitas tanah.
Selain itu, tanah-tanah di muka bumi ini sudah banyak dihabisi oleh manusia dengan menyulapnya menjadi gedung-gedung bertingkat.Di kota-kota sudah jarang ditemui petak tanah subur. Pengurangan komponen tanah pasti akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Bukan hanya manusia, namun juga tanaman dan hewan merasakan pengaruh jeleknya. Dengan berkurangnya tanah atau menurunnya kualitas tanah akan merusak daur kehidupan makhluq hidup lainnya.
Maka sudah seharusnya manusia kembali memperhatikan dan menjaga lebih lagi elemen-elemen penting dalam lingkungan bagi kehidupan manusia. Krisis lingkungan yang disebabkan oleh polusi-polusi yang bersumber dari manusia sendiri tidak akan bisa selesai tanpa adanya kesadaran dan kepedulian penuh dari manusia.
Penanggulangan Kelestarian Lingkungan (1): Peran Pemerintah
Pemerintah yang merupakan pemegang hak tertinggi dalam suatu Negara atau daerah, pastinya memiliki tugas utama dalam penjagaan kelestarian lingkungan. Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk mengatur dengan baik antara tatanan lingkungan dan kesejahteraannya bagi kehidupan anggota masyarakatnya. Namun sayangnya, yang kita temukan dewasa ini sangatlah berbeda. Pemerintah-pemerintah di Negara berkembang dan bahkan di Negara maju lebih sibuk dengan pembangunan-pembangunan yang bersifat materialistis tanpa memperhatikan kelangsungan hidup lingkungan.
Lalu, bagaimana seharusnya pemerintah bersikap demi kelancaran konservasi lingkungan?
Perkembangan ekonomi pada suatu Negara atau daerah memang sangat penting bagi kemajuan Negara atau daerah yang bersangkutan. Apalagi lingkungan dan segala komponenya di muka bumi ini memang diciptakan oleh Allah untuk dapat diambil manfaatnya oleh manusia. Namun kembali kepada tugas khalifah yang dibebani kepada manusia, maka sudah seharusnya dalam pengolahan dan pengambilan manfaat dari lingkungan tersebut juga disertai dengan penjagaan yang sepadan terhadap lingkungan.
Maka seharusnya pemerintah lebih banyak lagi mengembangkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tata lingkungan agar setiap kegiatan yang bertujuan untuk memajukan Negara tidak memberi pengaruh negatif terhadap perkembangan lingkungan. Dan dalam merealisasikan tujuan mulia untuk konservasi lingkungan ini, harus ada kerja nyata dari semua pihak dalam badan pemerintah. Tanpa adanya kesadaran dan kerja sama yang baik di antara pihak pemerintah, maka peraturan itu tidak akan sampai pada tahap pemberlakuan di lingkungan.
Yang tidak kalah penting dan harus benar-benar dipikirkan juga oleh pemerintah adalah peningkatan sumber daya manusia, mengembangkan keahlian anggota masyarakatnya khususnya dalam bidang lingkungan untuk supaya bisa lebih memanfaatkan dan mengelola dengan lebih baik.
Penanggulangan Kelestarian Lingkungan (2): Peran Agama
Dalam Islam, sudah dipaparkan sebelumnya tentang bagaimana Islam menyeru kepada manusia untuk bisa menjaga kelestarian lingkungan. Ayat-ayat al Quran dan Sunnah rasul sudah disebutkan sebagai contoh yang sangat jelas bahwa islam memang sangat menganjurkan untuk peduli terhadap lingkungan. Dan peran Islam di sini semakin dikuatkan dengan munculnya satu fan ilmu dalam Islam yang concern terhadap penjagaan kelestarian lingkungan.
Fan ilmu Fiqh Lingkungan atau dalam bahasa arab dinamakan ‘fiqhul biah’ merupakan pengetahuan atau tuntunan syar’i yang focus pada masalah-masalah ekologi atau lingkungan hidup. Fiqh lingkungan ini adalah tuntunan syar’i yang diberlakukan untuk mengkritik perilaku manusia yang cenderung memperlakukan lingkungan dengan pengrusakan dan pengelolaan secara berlebih-lebihan.
Dalam fiqh lingkungan kita juga semakin mudah untuk mengetahui aturan-aturan dalam syari’at Islam yang mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya.Ayat-ayat al Quran dan Sunnah rasul yang khusus menjelaskan tentang lingkungan diulas di dalamnya dan dijadikan pedoman dalam penjagaan kelestarian lingkungan.
Saat ini wacana maupun buku-buku tentang fiqh lingkungan sudah banyak menyebar dan mudah untuk didapatkan. Contohnya saja kitab karangan Dr. Yusuf Qordlowi yang berjudul ‘Ri’ayat al-Bi’ah fi Syari’at al-Islam’dan banyak juga buku-buku di tanah air yang membicarakan khusus masalah fiqh lingkungan atau biasa dikenal dengan sebutan fiqh ekologi.
Jadi, semakin jelas sudah bahwa sebenarnya agama islam sangat mengambil peran besar dalam pengaturan hubungan antara manusia dan lingkungannya. Namun sayangnya, manusia belum benar-benar sadar akan hal itu sehingga rasa peduli akan lingkungan masih sangat minim.
Penanggulangan Kelestarian Lingkungan (3): Peran Science dan Pendidikan
Dua peranan dalam penanggulangan lingkungan yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu peran pemerintah dan peran agama, tidak akan bisa diwujudkan secara benar-benar nyata tanpa berjalannya pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Telah dipaparkan tadi bagaimana pemerintah seharusnya bersikap dalam penanganan penjagaan kelestarian lingkungan, salah satunya adalah dengan memperbaiki peraturan yang menghubungkan antara kemajuan Negara dengan perkembangan lingkungan dan dengan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dan peran pemerintah tersebut tidak akan berjalan tanpa adanya pendidikan dan penyampaian ilmu pengetahuan-khususnya yang berkaitan dengan ekologi- kepada anggota masyarakatnya.
Begitu juga peran agama. Sebanyak apapun Islam mengeluarkan anjuran-anjuran dan ajaran-ajaran akan pentingnya menjaga lingkungan, percuma kalau ajaran-ajaran syariat itu tidak sampai kepada manusia. Dan semua itu bisa disampaikan hanya dengan melalui jalur pendidikan.
Maka, pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan juga berperan penting dalam melancarkan dua peranan sebelumnya, yaitu peran pemerintah dan peran agama. Dari pendidikan kita bisa tahu bahwa dunia keilmuwan sudah semakin berkembang dan bisa mengolah sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat, bahwa dunia keilmuwan sudah mampu menciptakan mobil yang ramah lingkungan, dan lain sebagainya.
Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.
*tulisan ini merupakan hasil siaran para mahasiswi univ Al Ahgaff. Disusun oleh Atina Balqis, mahasiswi tingk.3 univ Al Ahgaff fak. Dirasat Islamiyah